PENGERTIAN
DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI
Komunikasi dalam organisasi sangat penting
karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang
lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam
bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja
antar pegawai maupun antar atasan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih
terperinci. (Widyatmini, 1996)
Berikut beberapa pendapat yang mendefinisikan komunikasi :
1.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang
ke orang lain. (Miftah Thoha, 1993)
2.
Katz
dan Khan menegaskan bahwa "komunikasi adalah suatu proses sosial yang
mempunyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi
atau masyarakat. (Daniel Katz dan Robert
L. Kahn, 1996)
3.
Menurut
Keith Davis: "Communication
is the process of passing information and understanding from one person to
another." "Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain." (Widyatmini, 1996)
4.
Chester
I Barnard: Komunikasi adalah suatu dimana orang-orang
yang bersangkutan saling berhubungan satu sama
lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan umum. (Widyatmini, 1996)
lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan umum. (Widyatmini, 1996)
5.
Koontz
O'Donnell: Komunikasi adalah sebagai suatu pemindahan
informasi daru satu orang ke orang yang lain. (Widyatmini, 1996)
Dari bermacam pengertian diatas dapat disimpukan bahwa komunikasi itu
merupakan suatu penyampaian atau penerimaan berita ataupun informasi dari satu
orang ke orang lain baik antar individu maupun kelompok.
JENIS
DAN PROSES KOMUNIKASI
Di bawah ini ada beberapa jenis komunikasi dalam organisasi yang di
tinjau dari beberapa segi :
1) Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan : komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara.
contoh : presentasi
b. Komunukasi Tertulis : komunikasi melalui tulisan.
contoh : email
c. Komunikasi Verbal : komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
contoh : curhat
d. Komunikasi Non Verbal : komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat).
contoh : seseorang yang
nerves (gemetar)
2) Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan.
b. Komunikasi Ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.
c. Komunikasi Horizontal : komunikasi ke sesama manusia/setingkat.
d. Komunikasi Satu Arah : pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada
timbal balik).
e. Komunikasi Dua Arah : berbicara dengan adanya timbal balik/saling
berkomunikasi.
3) Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu : Berbicara dengan lawan bicara yang sama
banyaknya.
contoh : berbicara melalui
telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) : berbicara antara satu
orang dengan suatu kelompok
Contoh : kelompok satpam
menginterogasi suatu kelompok.
c. Kelompok Lawan Kelompok : Berbicara antara suatu kelompok dengan
kelompok lain.
Contoh: debat partai politik
4) Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal : Komunikasi yang berlangsung resmi.
Contoh: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal : Komunikasi yang tidak resmi.
Contoh : berbicara dengan
teman
PROSES
KOMUNIKASI
Proses komunikasi dapat
dijelaskan melalui pemahaman unsur-unsur komunikasi yang meliputi pihak yang
mengawali komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, saluran yang digunakan untuk berkomunikasi
dan gangguan saat terjadi komunikasi, situasi ketika komunikasi dilakukan,
pihak yang menerima pesan, umpan dan dampak pada pengirim pesan. Pengirim atau
sender merupakan pihak yang mengawali proses komunikasi. Sebelum pesan
dikirimkan, pengirim harus mengemas ide atau pesan tersebut sehingga dapat
diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima, Proses pengemasan ide ini
disebut dengan encoding. (R. Wayne Pace dan Don F. Faules, 1993)
Pesan yang akan
dikirimkan harus bersifat informatif artinya mengandung peristiwa, data, fakta,
dan penjelasan. Pesan harus bisa menghibur, memberi inspirasi, memberi
informasi, meyakinkan, dan mengajak untuk berbuat sesuatu. Pesan yang telah
dikemas disampaikan melalui media baik melalui media lisan (dengan menyampaikan
sendiri, melalui telepon, mesin dikte, atau videotape), media tertulis (surat,
memo, laporan, hand out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik), maupun
media elektronik (faksimili, email, radio, televisi).(3)
Penggunaan media untuk
menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan (noise) yang dapat menghambat atau
mengurangi kemampuan dalam mengirim dan menerima pesan. Gangguan komunikasi
dapat berupa faktor pribadi (prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap) dan
pengacau indra (suara yang terlalu keras atau lemah, bau menyengat, udara
panas). Situasi juga dapat mempengaruhi jalannya komunikasi karena situasi
dapat mempengaruhi perilaku pihak yang berkomunikasi sehingga pada waktu
berkomunikasi dengan pihak lain tidak hanya harus mempertimbangkan isi dan cara
penyampaian, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan disampaikan. (3)
Setelah pesan
disampaikan, pihak yang menerima pesan (receiver) harus dapat menafsirkan dan
menerjemahkan pesan yang diterima. Penafsiran pesan mengkin akan sama atau
berbeda dengan pengirim pesan. Jika penafsiran sama, maka penafsiran dan
penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai.Jika penafsiran
berbeda maka penafsiran dan penerjemahan salah dan maksud tidak tercapai.
Penafsiran pesan ini sangat dipengaruhi oleh ingatan dan mutu serta kedekatan
hubungan antara pengirim dan penerima. (3)
Unsur terakhir dalam
komunikasi adalah umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang
diterima dari pengirim. Umpan balik bisa berupa tanggapan verbal maupun non
verbal dan bisa bersifat positif maupun negatif. Umpan balik positif terjadi
bila penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan
baik serta memberikan tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Sedangkan
umpan balik negatif dapat benar juga dapat salah. Umpan balik negatif dikatakan
benar jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, penafsiran
dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Umpan balik negatif dikatakan salah
jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran
pesan salah. Dalam komunikasi secara bergantian peran penerima pesan bisa
berubah menjadi pengirim pesan dan pengirim pesan berubah menjadi penerima
pesan.
KOMUNIKASI
EFEKTIF
Kemampuan komunikasi merupakan faktor
penentu kesuksesan setiap individu, Komunikasi merupakan keterampilan yang
paling penting dalam kehidupan setiap manusia dan organisasi. Steven Covey
mengibaratkan komunikasi adalah napas kehidupan makhluk. Ia menitikberatkan
pada konsep saling ketergantungan untuk menjelaskan hubungan antarmanusia.
Faktor penting dalam komunikasi tidak sekadar pada apa yang ditulis atau
dikatakan seseorang, tetapi lebih pada karakter seseorang dan bagaimana
sesorang dapat menyampaikan pesan kepada penerima pesan.(3)
Syarat utama komunikasi
yang efektif adalah karakter dan integritas pribadi yang menyampaikan pesan
tersebut. Menurut Covey, untuk membangun komunikasi yang efektif diperlukan
lima dasar penting yaitu usaha untuk benar-benar mengerti orang lain, kemampuan
untuk memenuhi komitmen, kemampuan untuk menjelaskan harapan, kemauan untuk
meminta maaf secara tulus jika melakukan kesaahan, dan kemampuan memperlihatkan
integritas.(3)
Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif, seorang komunikator harus mampu mengidentifikasi sasaran yang
menjadi penerima pesan, menentukan tujuan Efektivitas komunikasi, merancang
pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik. Dalam
mengidentifikasi sasaran atau penerima pesan perlu diperhatikan beberapa hal
diantaranya adalah Menentukan, mengenali dan mempelajari siapa yang akan
dijadikan sasaran, dalam hal ini siapa target/segmen konsumennya. Siapa sasaran
yang dijadikan target adalah calon konsumen potensial, pengguna produk/jasa,
orang-orang yang membuat keputusan membeli, dan orang yang mempengaruhi
pembelian, apakah individu perorangan, kelompok, publik khusus atau publik
umum. (Xie et al.,2008).
IMPLIKASI
MANAJERIAL
Komunikasi membantu
pelaksanaan perencanaan manajerial secara efektif, komunikasi yang berhasil
merupakan hasil dan bukanlah sebab daripada menejemen yang kompeten. Ada
kemungkinan bahwa seseorang merupakan seorang komunikator baik sekali, tetapi
ia seorang manejer yang buruk. maka disinilah dibutuhkan implikasi manajerial,
dimana hal ini merupakan suatu cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajer dari hasil komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada 5 macam tipe komunikasi manejerial (2) :
1. Komunikasi formal (Formal Communication), yang mengikuti rantai
perintah organisasi formal.
2. Komunikasi informal (Informal Communication), yang digunakan manejer
untuk melengkapi komunikasi formal. Mereka melakukannya dengan jalan
menyelidiki bagaimana kelompok informal bekerja dalam organisasi yang
bersangkutan.
3. Komunikasi non-formal (Informal Communication), Komunikasi ini
bersifat efektif komunikasi ini disebabkan oleh ketidaksengajaan daripada
organisasi formal yang menyebabkan terjadinya tindakan secara tidak sengaja.
4. Komunikasi teknis (Technical Communication), digunakan oleh
orang-orang yang bekerja dalam bidang yang sama.
5. Komunikasi tentang prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan
(Procedural and Rules Communication), komunikasi ini biasanya dalam bentuk buku
pegangan (manual) tentang organisasi yang bersangkutan. Ia memberikan
keterangan tentang kebijaksanaan kebijaksanaan spesifik dan
peraturan-peraturan.
REFERENSI :
REFERENSI :
1. Daniel Katz dan Robert L. Kahn, 1996, The Social Psychology of
Organization, New York, Wiley.
2. George R.Terry. Ph.D. , ed: Dr. Winardi. S.E. , Asas-Asas Menejemen.
Loo
3. Hassa Nurrohim dan Lina Anatan. 2009. Efektivitas Komunikasi dalam
Organisasi. Jurnal Manajemen. Vol (7) : 3-4, 7-8. 17 Maret 2014 Pkl 18:15
4. Keith Davis, 1962, Human Relation at Work, McGraw-Hill Book Company,
Inc. New York, San Francisco, Toronto, London.
5. R. Wayne Pace dan Don F. Faules, 1993, Komunikasi Organisasi :
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, ed: Deddy Mulyana, 2001, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
6. Thoha, Miftah, 1993, Perilaku organisasi : konsep dasar dan
aplikasinya, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
7. Widyatmini. 1996. Pengantar Organisasi dan Metode, Jakarta,
Gunadarma.
8. Xie, A., Rau, L.P., Tseng, Y., Su, H., Zhao, C., 2008. Cross
cultural influence on communication effectiveness and user interface design.
International Journal of Intercultural Relation, 32 (1), 80-91
Komentar
Posting Komentar